Laman

kultur-jaringan


Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).

b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.

Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi

1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll

2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.

3. Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.

Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)
Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)

1. NH4NO3 1650
2. KNO3 1900
3. CaCL2.2H20 440
4. MgSO4.7H20 370
5. KH2PO4 170
6. FeSO4.7H20 27
7. NaEDTA 37,3
8. MnSO4.4H20 22,3
9. ZnSO4.7H2O 8,6
10. H3BO3 6,2
11. KI 0,83
12. Na2MoO4.2H20 0,25
13. CuSO4.5H20 0,025
14. CoCl2.6H20 0,025
15. Myoinositol 100
16. Niasin 0,5
17. Piridoksin-HCL 0,5
18. Tiamin -HCL 0,1
19. Glisin 2
20. Sukrosa 30.000

4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.

5. Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

Teknik Pembibitan Aren

Tanaman aren memperbanyak diri hanya melalui biji. Karenanya, untuk keperluan budidaya dibutuhkan biji. Biji yang dipilih untuk pembibitan tentu harus berkualitas baik dan sudah matang sempurna. Biji untuk pembibitan bisa berasal aren yang keluar dari perut musang, biji tua hasil pemetikan langsung dari pohon, dan biji aren tua dari pohon yang ditebang.
Ada beberapa cara dan asal pengumpulan biji untuk persiapan bibit antara lain dengan cara :

a). Pembibitan dan biji yang keluar dari perut musang

Mula–mula direndam dalam air dingin selama lebih dari kurang 5 menit. Kemudian dibersihkan dan dijemur sekitar 2 hari. Setelah kering, biji disemaikan dalan polibag yang telah diisi dengan tanah subur dan gembur (jika perlu bisa dicampur dengan sedikit pupuk organik) dengan kedalaman sekitar 1 cm. Biasanya dalam waktu 12-13 hari biji aren mulai berkecambah, yang ditandai dengan munculnya hipokotil. Selanjutnya setelah 30 hari disemaikan, biji tersebut muncul ke permukaan tanah polibag. Persentase perkecambah biji aren dengan cara ini mencapai 80-85 %.
b). Pembibitan biji aren tua yang dipetik langsung dari pohon

Mula-mula biji dipendam di dalan tumpukan sampah yang masih basah dan sudah agak membusuk , selama lebih kurang 15 hari. Tujuannya, selain untuk memudahkan pengupasan kulit buah juga untuk merangsang proses fisiologi perkecambah biji. Setelah itu biji dicuci dengan air dingin dan dikeringkan di bawah panas matahari sekitar 2 hari. Selanjutnya biji di semaikan dalam polibag seperti untuk penyemaian dari biji yang keluar dari perut musang. Tempat persemaian sebaiknya dinaungi, bahkan beberapa petani biasa menutupi bedengan, setelah berkecambah tutup bedengan baru dibuka. Kecambah di dalam bedengan tetap dinaungi dan disiram secukupnya untuk menjaga kelembaban. Biasanya setelah 34 hari biji akan mulai berkecambah dan sekitar 2-3 minggu kemudian biji akan muncul kepermukaan tanah polibag. Persentase perkecambahaan bahan biji dengan cara ini sekitar 45 %.

c). Pembibitan biji aren tua yang berasal dari pohon yang di tebang

Cara ini merupakan modifikasi dari model pembibitan biji aren yang dipetik langsung dari pohon. Urutannya dimulai dengan memetik buah, pemendaman, dalam sampah, pengulitan, pembersihan, dan penjemuran. Sebelum disemaikan, bagian punggung biji diiris (dekat bakal tunas) selebar kira-kira 5 mm. Selanjutnya biji direndam dalam air dingin sekitar 24 jam untuk mempercepat proses imbibisi. Setelah itu biji disemaikan dalam polibag dan biasanya sesudah 16-17 hari mulai berkecambah, dan 2-3 minggu kemudian akan muncul kepermukaan. Persentase perkecambahan biji aren dengan cara ini sekitar 75 %.
d). Pembibitan aren dapat juga dilakukan dengan menggunakan biji aren tua yang berasal dari buah yang berjatuhan. Caranya dapat dilakukan dengan sistem pembibitan dari biji yang buahnya dipetik langsung dari pohon yang ditebang.
Karena tanaman aren dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji), maka akan diperoleh bibit tanaman dalam jumlah besar, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan (membudidayakan) tanaman aren secara besar-besaran.
Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan dan pemilihan biji adalah sebagai berikut :
· Pengumpulan buah aren yang memenuhi persyaratan.
· Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya sehat, berdaun lebat.
· Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan dan daging buah lunak).
· Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm)
· Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit).
· Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan dengan membelahnya.
· Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat :
· Ukuran biji relative besar
· Berwarna hitam kecoklat-coklatan
· Permukaan halus (tidak keriput)
· Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit.
Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji adalah bahwa buah aren terkandung asam oksalat yang apabila mengenai kulit kita akan menimbulkan rasa sangat gatal. Oleh Karena itu perlu perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan cara :
· Memakai sarung tangan apabila kita sedang mengambil biji dari buahnya.
· Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian tubuh lain, ketika mengeluarkan biji-biji aren tersebut dari buahnya.
· Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah aren ketika kita sedang mengeluarkan bijinya dari buah yaitu dengan memeram terlebih dahulu buah-buah aren yang sudah tua sampai membusuk.
Pemeraman dapat dilakukan dengan memasukan buah aren ke dalam kotak kayu dan ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi. Setelah ± 10 hari, buah aren menjadi busuk yang akan memudahkan pengambilan biji-bijian.

Pembibitan
Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit dari : permudaan alam dan bibit dari hasil persemaian biji.

Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar.
Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang yaitu musang (Paradoxurus hermaproditus). Binatang tersebut memakan buah-buahan aren dan bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan berkelompok. Untuk menanamnya dilapangan, dapat dilakukan dengan mencabut secara putaran (bibit diambil bersama-sama dengan tanahnya).
Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di lapangan atau melalui proses penyapihan dengan memasukan anakan ke dalam kantong plastic (polybag) selama 2-4 minggu.

Pengadaan bibit melalui persemaian

Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang baik, dilakukan melalui pengadaan bibit dengan persemaian. Namun untuk mendapakan benih yang baik perlu memilih pohon induk yang memenuhi syarat. Adapun kriteria pohon induk yang baik adalah sebagai berikut :
1. Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun
Sampai saat ini tanaman aren yang tumbuh dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 10 - 15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan produksi nira 20 – 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon induk dianjurkan adalah aksesi Dalam.
Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan pohon induk sebagai sumber benih yaitu pohon yang sudah berbunga baik sistem pembungaan betina maupun sistem pembungaan jantan dan sedang disadap niranya. Hal ini penting karena tanaman aren dikenal sebagai tanaman hapaksantik yaitu fase reproduktifnya membatasi pertumbuhan batang dengan daya tahan hidup mencapai 3 tahun.
2. Pohon terpilih harus memiliki produktifitas yang tinggi

Untuk mengetahui bahwa pohon induk yang telah dipilih sebagai sumber benih dari mayang betina dengan memiliki produktifitas nira yang tinggi antara 20 – 30 liter/mayang/hari, maka perlu dilakukan penyadapan nira dari mayang jantan pertama atau kedua. Sebab tidak semua mayang jantan yang keluar (9 – 11 mayang) dan tidak semua pohon mengeluarkan nira. Hal ini sangat dipengaruhi oleh proses fisiologi tanaman. Apabila yang disadap mayang jantan pertama atau kedua produksi niranya banyak maka pohon tersebut adalah produktif untuk pohon induk sebagai sumber benih. Pohon yang terpilih sebagai sumber benih dengan produksi nira yang banyak maka tidak dianjurkan untuk proses penyadapan untuk tandan-tandan selanjutnya secara berturut-turut. Bila pohon induk dilakukan penyadapan terus menerus (dipaksa) maka akan menghasilkan buah yang kelihatannya utuh tetapi bijinya berkerut bahkan kempes sehingga bila ditanam menghasilkan pohon aren yang tidak baik.


Pengumpulan buah dan biji
1. Pengumpulan buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak dibagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau kardus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.
2. Pengambilan biji dari buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji telah terpisah dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan pada kondisi ini kulit buah aren tidak gatal lagi.


Pematahan Dormansi Biji untuk mempercepat perkececambahan

Secara alami biji aren memiliki masa dormansi yang cukup lama, yaitu bervariasi dari 1-12 bulan yang terutama disebabkan oleh kulit biji yang keras dan impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air ke dalam biji. Upaya pematahan dormansi telah dilakukan untuk mengatasi impermeabilitas kulit biji ini melalui perendaman dengan HCl, H2SO4, air panas dan skarifikasi. Dormansi biji aren juga disebabkan oleh adanya zat inhibitor perkecambahan seperti ABA, kematangan embrio yang belum sempurna dan faktor genetis tanaman aren.
Dapat dikatakan bahwa penyebab dormansi kemungkinan besar berasal dari kulit biji yang impermeabel dan inhibitor perkecambahan yang ada pada kulit biji dan endosperm biji, karena embrio yang ditanam langsung secara in vitro dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan eksplan embrio+endosperm. Artinya endosperm berpengaruh menghambat pertumbuhan embrio itu sendiri.

Pembibitan Aren memerlukan waktu yang lama, karena benih aren memiliki sifat dormansi. Walaupun dormansi benih merupakan sifat alami untuk dapat bertahan hidup agar spesiesnya tetap lestari, tetapi sifat dormansi benih tersebut dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan pembibitan. Kendala yang masih dihadapi dalam penyediaan bibit aren antara lain belum tersedianya teknologi yang dapat memperpendek dormansi benih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya berkecambah sangat rendah dan beragam (10 – 65%), dan waktu yang diperlukan untuk memulai berkecambah cukup lama yakni sekitar 4 – 6 bulan (Mashud, dkk.,1989).
Penyebab kedormanan benih aren antara lain adalah tebalnya kulit benih dan ketidakseimbangan senyawa perangsang dan senyawa penghambat dalam memacu aktivitas perkecambahan benih. Disamping itu meningkatnya senyawa kalsium oksalat pada buah aren yang telah matang juga diduga sebagai penghambat perkecambahan, disisi lain kalsium oksalat dikeluhkan oleh petani karena dapat menimbulkan rasa gatal. Pada dasarnya dormansi benih aren dapat diperpendek dengan berbagai perlakuan sebelum dikecambahkan, baik secara fisik, kimia dan biologi.
Dikenal beberapa cara untuk memecahkan dormansi biji aren.

Cara I :
· Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 – 25 menit.
· Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit.
· Biji dikikis kulitnya di daerah pertumbuhan kecambah, lalu direndam dalam air selama 4 hari , kemudian disimpan pada suhu 28°-30°C sampai terjadi perkecambahan. Kecambah kemudian ditanam dalam pasir halus yang lembab hingga mencapai pertumbuhan daun ketiga
· Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
· Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian 12 – 15 bulan.

Cara II :
· Merendam biji dengan larutan KNO3 dengan kepekatan 0,5 % selama 36 jam (Saleh, 2003)
· Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit.
· Memberi perlakuan fisik dengan mengikis punggung (dekat embrio) atau skarifikasi dengan kertas amplas
· Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
· Daya kecambah sekitar 40 – 50 %, kecepatan berkecambah sekitar 40 - 55 hari.
· Bibit yang telah ditanam memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan ke lapangan (ditanam) setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama terbentuk.

Cara III
· Biji yang sudah dikumpulkan dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-2 hari.
· Kemudian biji direndam selama 24 jam
· Biji diangkat dan dimasukkan kantongan plastik yang kedap udara dan diikat tertutup, hal ini dilakukan sampai biji pecah dan kecambah muncul. Menurut pengalaman petani tahap ini memerlukan waktu sekitar 7 hari.
· Hanya biji-biji yang berkecambah yang diambil untuk dipindakan di polibag, sedang biji yang belum berkecambah dikembalikan lagi ke dalam kantong plastik. Kantong plastik yang berisi benih ini disimpan pada tempat tertutup. Penyimpanan kantong-kantong yang berisi biji ini sebaiknya pada media sekam padi. Karena dengan kondisi yang lembab di dalam kantong plastik sekaligus hangat di timbunan sekam padi, dapat memacu embrio untuk berkecambah. Pengalaman ini adalah dari petani aren dari Sulawesi Selatan dan sudah dipraktekkan di kebun pembibitan aren di Nunukan Kalimantan Timur.

Cara IV
· Apabila bibit aren sudah berumur sekitar 4 bulan atau sudah setinggi 3 cm, maka bibit dipindahkan ke polibag lain yang telah diisi dengan media tanam yang lebih subur (terdiri dari tanah dan pupuk organik atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:2). Ukuran polibagnya pun harus lebih besar, misalnya lebarnya 25 cm dan tingginya 30 cm.

Pemeliharaan selama pembibitan
Pemeliharaan selama pembibitan meliputi penyiraman rutin, penyiangan, pengemburan tanah, dan pemupukan. Sampai bibit umur 2-3 tahun pemberian pupuk cukup dua kali. Pupuk yang diberikan berupa NPK atau Urea, TSP, dan ZK dengan perbandingan yang sama. Untuk tahun pertama setiap bibit cukup diberi 20 g dan tahun berikutnya 40 g.
Pemeliharaan bibit polibag kecil di persemaian tahap 1 dilakukan dengan cara :
· Benih yang sudah berkecambah di tanam dalam polibag ukuran 15 x 20 cm dengan media tanam campuran tanah : sekam : pupuk kompos (3 : 1 :1) atau bahan dan perbandingan yang lain.
· Bibit polibag ini disusun dengan agak dijarangkan dengan jarak antar polibag sekitar 20-30 cm.
· Penyiraman bibit 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore hari jam 15.00 – 16.00
· Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu yang tumbuh baik di polibag maupun di tanah tempat persemaian.
· Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala serangan hama dan penyakit.
· Pemberian pupuk pada bibit kecil ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pada tanah di sekitar bibit tanaman.
· Adapun jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada saat persemaian ini belum terlalu banyak, karena tanamannya masih kecil.
· Persemaian 1 ini berjalan selama antara 4-5 bulan atau sesuai perkembangan tanaman, sehingga polibag terasa sudah tidak nyaman lagi bagi bibit tanaman aren ini, karena perkembangan akar, batang dan daunnya sudah agak besar.

Pemeliharaan bibit polibag besar di persemaian tahap 2 dilakukan dengan cara :
· Ukuran polibag yang digunakan pada persemaian 2 ini sama dengan yang digunakan untuk bibit kelapa sawit, yaitu ukuran 20 kg atau berukuran , 50x80 atau 60x90 cm.
· Media tanam yang digunakan adalah tanah : sekam : pupuk kompos (4:2:2)
· Setelah polibag besar diisi media sekitar 1/2 volume polibag, polibag bibit disusun teratur dengan jarak antar polibag sekitar 80 – 100 cm.
· Pemindahan bibit dari polibag pertama ke polibag besar dilakukan tidak merubah posisi letak polibag besar yang sudah berisi tanah. Bibit dan medianya diambil dengan cara merobek polibag kecil dengan pisau tanpa membongkar media dan susunan perakarannya, kemudian diletakkan pada polibag yang sudah berisi tanah tersebut. Media tanah ditambahkan untuk menutup bibit tersebut sehingga polibag terlihat penuh.
· Penyiraman pada persemaian bibit polibag besar ini pada pembibitan skala besar biasa menggunakan sistem irigasi springkler. Pengairan dilakukan minimal satu hari sekali, tergantung kelembaban tanah atau curah hujan.
· Pemupukan dilakukan setiap sebulan sekali dengan jenis pupuk Urea & SP 36 sebanyak 10 -20 gram/ pohon, atau bisa juga dilakukan setiap 2 bulan dengan jenis pupuk Urea & SP 36 sebanyak 20 -40 gram/ pohon.
· Pemeliharaan dilakukan sampai bibit siap ditanam di lapangan, dengan umur bibit sekitar 16-18 bulan setelah semai.

Penanaman
Bibit yang baik dan siap ditanam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
· Perkembangan pertumbuhan akar batang dan daunnya proporsional.
· Akar sudah menembus keluar dari polibag, batangnya cukup kokoh dan daunnya membuka lebar dengan susunan daun yang merekah (tidak menguncup).
· Jumlah daun cukup banyak (sekitar 6 -10 lembar), warna daun hijau segar dengan permukaan yang mengkilat.
Kelebihan tanaman aren dibanding tanaman perkebunan lainnya seperti sawit adalah, tanaman aren bisa ditanam secara berdampingan dengan tanaman lain atau dengan sistem tumpang sari. Namun demikian penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim monokultur atau dengan sistim agroforestri/tumpangsari.
Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan lapangan dari vegetasi yang ada (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.
Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 – 5 hari setelah lubang tanaman disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya diberi naungan atau peneduh.
Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan menamai bagian lahan yang terbuka yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti leguminose atau tanaman palawija

Setelah bibit aren berumur 2-3 tahun, maka penanaman dapat dilaksanakan. Lubang tanaman harus sudah dibuat 2-3 bulan sebelum penanaman dengan ukuran 50x50x50 cm atau lebih besar. Jarak antar lubang idealnya 9x9 m, tetapi dapat juga lebih besar atau lebih kecil tergantung kondisi lahan. Sekitar satu bulan menjelang penanaman, dan baiknya galian dari lubang tanaman dimasukkan serta dicampur pupuk kandang sebanyak dua kaleng minyak tanah.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar diperoleh lingkungan yang lembab dan cukup air. Pekerjaan yang penting selama pemeliharaan tanaman aren tidaklah banyak, kecuali membersihkan lahan di sekitar tanaman dan membuang pelepah daun kering. Sambil menunggu tanaman berbunga , ijuk dan daun mudanya sudah dapat dinikmati hasil penjualannya.
Sampai sekarang belum ada aturan baku tentang cara pemupukan serta jenis dan dosis pupuk untuk tanaman aren dewasa. Bahkan dapat dikatakan belum ada yang melakukannya. Sementara masalah hama dan penyakit, juga dilaporkan tidak ada jenis pengganggu yang sangat membahayakan tanaman aren.

Lintah


Lintah atau pacet dapat hidup di payau, sawah atau takungan air. Hewan ini punya kebiasaan menghisap darah hewan lain atau manusia. Karena itu anda harus berhati2 bila berada di genangan air, rawa-rawa atau sungai-sungai. Kalau sudah menghisap darah manusia, hewan ini akan terus melekat di kulit takkan terlepas walau anda mencabutnya dengan sekuat tenaga, ia baru melepaskan korbannya bila sudah merasa puas dan tubuhnya menggelembung penuh dengan darah mangsanya.Bila digigit lintah cepatlah ambil abu rokok, taburkan abu tersebut, atau alkohol pada tubuhnya maka is akan mati. Lintah ini walau tubuhnya putus jadi dua, ia tidak akan mati, potongan tubuhnya akan menjadi lintah baru.
Jenis lintah yang bagus untuk pengobatan ialah yang berwarna hitam kecoklatan dan bersih. Lintah mengandung protein dan zat anti pembeku darah, zat ini secara ilmiah disebut hirudin atau hemaphilin, khasiatnya yang utama mencegah zat-zat pembeku darah.

Pada akebanyakan penderita mati pucuk (impotens), biasanya urat atau jalan darah disekitar batang zakar ada yang tersumbat atau beku,sehingga zakar tidak tegang, jika batang zakar disapu minyak lintah (lintah oil) dan diurut-urut (lakukan berkali-kalu) makan darah di sekitar zakar menjadi besar.

1. Cara Mengolah Lintah

Lintah biasanya diambil pada musim kemarau, cara menangkapnya dengan abu, atau dititis dengan minyak tanah seterusnya dikeringkan dengan menjemurnya dibawah sinar terik matahari atau di panggang.

Lintah yang sudah dibersihkan digoreng dengan minyak bijan sampai kering kuning kemudian di keringkan. Juga terdapat perbedaan antara minyak lintah asli dan yang tidak.

2. Beberapa Khasiat Lintah

a. Memecahkan darah
b. Melancarkan haid yang tidak teratur
c. Membesarkan dan menegangkan zakar
d. Lintah yang hidup digunakan untuk menghisap bagian tubuh yang sakit seperti gatal- gatal,ruam dan kudis-kudis yang sukar sembuh.

3. Penggunaannya

a. Diminum dalam bentuk serbuk 2 – 4 gram
b. Untuk obat oles seperti minyak lintah (lintah oil), lintah hidup direndam dan diambil cairannya

4. Pantangan
a. Mereka yang lemah badan, kurang darah, yang tidak memiliki darah beku, wanita hamil dilarang menggunkan obat ini.
b. Lintah tidak boleh dicampur dengan garam

Nama Umum & Nama Latin Tumbuhan

Abei Fragaria
Abrosia Abrosia sp
Abutilon Abutilon sp
Acer Acer palmatum
Adas Foeniculum vulgare
Adas Sowa Aqethum grave
Adas-adasan Gomphrena globosa
Aechmea Aechmea
Aesculus Aesculus hippocastanum
Ageratum Ageratum
Aglaonema Aglaonema sp
Aglaonema Silver Aglaonema commutatum
Aglaonema Treubi Aglaonema treubi
Agropiron Agropiron
Akalifa Acalypha sp
Akalifa (Ekor tupai) Acalypha wilkesiana
Akar Gomet Pericamphylus glaucus
Akar Kelimpar Embalia ribes Burm
Akar Kepayang Hodgsonia macrocarpa
Akar Kucing Toddalisa asiatica
Akar Naga Poliypodium feei
Akar Rumput Alternanthera sessilis
Akar Sambang Merremia peltata
Akar Slemang Merremia umbellata
Akar Wangi Andropogon zizanioides
Akasia Cassia sp
Alamanda Alamanda chatartica
Alang-alang Imperata cylindrica
Alba Rosa Cordyline terminalis
Aleander Nerium oleamder
Almond Prunus dulcis
Alpukat Persea americana
Alstroemeria Alstroemeria
Aluminium kadri Pilea cadierei
Alvalva Medicago sativa
Alvalva Kuning Medicago falcata
Ambong-ambong Bidens
Ambong-ambong (Ketul) Bidens pilosa
Ambra Pelargonium radula
Andevi Chicorium endivia
Andong Rhadamnia cinerea
Anemon Korona Annemon coronaria
Anggrek Orcidaceae
Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis
Anggrek Buntut Bajing Rhinchostylis retusa
Anggrek Dendro Dedrobium sp
Anggrek Dendro Larat Dendrobium phalaenopsis
Anggrek Dendro Merpati Dendrobium crumenatum
Anggrek Dendro Rusa Dendrobium veratroides
Anggrek Dendro Sumba Dendrobium purpureum
Anggrek Ekor Tupai Rhinchostylis retusa
Anggrek Eria Kancil Eria javanica
Anggrek Eria Konde Eria albido tomentosa
Anggrek Eria Lili Eria hyachintoides
Anggrek Eria Lily Eria hyachintoides
Anggrek Eria Mawar Eria flvascen
Anggrek Eria Rotan Eria compressa
Anggrek Hitam Coelogyne pandurata
Anggrek Kalajengking Arachnis flos-aeris
Anggrek Kasut Paphiopedilum sp
Anggrek Kasut Belang Paphiopedilum lowii
Anggrek Kasut Berbulu Paphiopedilum glaucophyllum
Anggrek Kasut Hijau Paphiopedilum javanicum
Anggrek Kasut Kumis Cypripedium chamberlalianum
Anggrek Kasut Pita Paphiopedilum tonsum
Anggrek Kepang Pholidota imbricata
Anggrek Macan Gramatophyllum sp
Anggrek Mata Sapi Dendrobium anosum
Anggrek Oncidium Oncidium sp
Anggrek Tanah Spathoglottis aurea
Anggrek Tanah Apuy Phajus tankervilliae
Anggrek Tanah Coklat Phajus callosus
Anggrek Tanah Kuning Phajus flavus
Anggrek Tebu Gramatophyllum speciosum
Anggrek Vanda Vanda
Anggrung Irema orientalis
Anggur Vitis vinifera
Anggur Amerika Selatan Vitis labrusca
Anggur Bali Alphonso lavalle
Anggur Merah Vitis vinifera
Angsana Pterocarpus indica
Annemon Annemon
Anthurium Anthurium sp
Anthurium Flamingo Anthurium adreanum
Anthurium Keris Anthurium reneissance
Anthurium Kuping gajah Anthurium crystallinum
Anting Putri Wrightia religiosa
Anting-anting Fuchsia
Anyang-anyang Elaeocarpus glandiflorus
Anyelir Dianthus caryophyllus
Apel Malus silveltris
Apisditra Apisditra elatior
Aprikot Prunus mume
Apung Azzola pinnata
Ara Ficus pumnila
Aren Arenga pinnata
Areuy kawao Milletia sericea
Areuy ki asahan Tetracera indica Merr
Articoke Cynara scolimus
Asam Gelugur Garcinia atroviridis
Asam Jawa Tamarindus indica
Asam Londo Pithecolobium dulce
Asam Selong Eugenia uniflora
Asiri Laurus nobilis
Asparagus Asparague officinalis
Asparagus Vigna sesquipedalis
Aster Aster novae-angeliae
Awar awar Ficus septica
Azela (rumput azela) Rhododendrum sp
Babydoll Cordyline terminalis
Bacang Mangifera foetida
Bakau Bruguiera conyugata
Bakung Crinum asiaticum
Balam Palaquium qutta
Balam Merah Mallotus paniculate
Balam Merah Palaquium rostratum
Bambu Apus Gigantochloa apus
Bambu Ater Gigantochloa atter
Bambu Bangkok Schizostachym caudatum
Bambu Batu Dendrocalamus strictus
Bambu Betung Dendrocalamus asper
Bambu Botol Schizostachyum zollingeri
Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens
Bambu Cendani Phyllostachys sp
Bambu Duri Bambusa spinosa
Bambu Embong Bambusa horsfieldii
Bambu Gading Bambusa vulgaris
Bambu Gedang Bambusa ventricosa
Bambu Gombong Gigantochloa verticillata
Bambu Jepang Variegata Arandinaria japonica/Sasa fortunei
Bambu Kuning Bambusa vulgaris
Bambu Kuning Phyllostachys sulphurea
Bambu Ori Bambusa arundinacea
Bambu Pagar Bambusa glaucescens
Bambu Rejeki Dracaena
Bambu Suling Schizostachyum silicatum/Bambusa jacobsii
Bambu Tamiang Schizostachyum blumei
Bambu Telur Schizostachyum zollingeri
Bambu Wuluh Schizostachyum mosum
Bambu Wulung Phyllostachys puberuka
Bandotan Ageratum conyzoides
Baru Laut Thespesia populnea
Basia Bassia latifplia
Batu Chaetocarpus castaneicarpus
Bawang Bombay Allium cepa
Bawang Daun Allium fistulosum
Bawang Lokio Allium schoenoprasum
Bawang Merah Allium ascalonicum
Bawang Prei Allium porrum
Bawang Putih Allium sativum
Bawang-bawangan Zephyranthes sp
Bay Laurus nobilis
Bayam Amaranthus sp
Bayam Cabut Amaranthus tricolor
Bayam Duri Amaranthus spinosus
Bayam Eropa Spnacia oleracea
Bayam Kakap Amaranthus hybridus
Bayam Merah Celosia argentea
Bayam Raja Amaranthus hybridus
Bayam Selandia Baru Tetragonia expansa
Bayam Srilangka Basella alba
Bayas Oncosperma horidum
Bayur Pterospermum javanicum
Begonia Begonia glabra
Begonia Florens Begonia semperflorens
Belian Wangi Palaquium obovatum
Belimbing manis Averrhoa carambola
Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi
Belis Bellis
Beluchus Cratoxylon linguistrinum
Beluntas Pluchea indica
Benalu Dendrophthoe sp
Benalu The/The Hijau Dendrophthoe patandra
Benda Artocarpus elasticus
Bengkak Hernandia ovigera
Bengkirai Dryobalanops
Bengkuang Pachyrrhizus erosus
Bengle Zingiber cassummunar / Z. Montanum
Bengle Hantu Zingiber ottensii
Bentoel Daun Xanthosmoma sagittifolium
Benuang Duabanga molucana
Berangan Castanopsis inermis
Berangan Duri Castanopsis argentea
Beras Oriza sp
Berenuk Crescentia cujete
Beriang Ploiarum alterniflorum
Beringin Ficus benyamina
Beringin Karet Ficus retusa
Beringin Kimeng Ficus microcarpa
Beringin Korea Ficus coreana
Besi Eusideroxylon zwageri
Beti Ayer Flueggia virosa
Bidani Quisqualis indica
Bidara Zizypus jujuba
Bidara Laut Ximenia americana
Bidara Upas Merremia mammosa
Bidasari Porarna volubilis
Bieng-biengan Chenopodium
Biksa (Gelinggem) Bixa orellana
Binjai Mangifera caesia
Bintaro Cerbera manghas
Bintaro Codollam
Bira Alocasia indica
Birch Betula pendula
Bit Beta vulgaris
Blencong Commersonia bartramia
Blestru Luffa cylindrica
Blewah Cucumis melo var cantalupensis
Bligo Benincasa hispida
Blueberry Vaccinium spp
Bodi Ficus religiosa
Bodi Ficus rumphii
Bomaba Bomabaceae
Bombax Bombax buonopozense
Borage Borrago officinalis
Bougenville Bougenvilia spectabilis
Brokoli Brassica oleracea var italica
Bromeliad (nanas hias) Bromeliad sp
Bromus Bromus inermis
Brotowali Tinospora tuberculata
Bruas Garcinia celebica
Brucea Brucea javanica
Buah Ajaib Synsepalum dulcificum
Buah Mentega Diospyros phillippinensis
Buah Merah Pandanus conoideus
Bulan bulan Endospermum malaccense
Bulangan Gmelina philiappensis
Bunga Bangkai Amorphopalus titanum
Bunga Bokor Hydrangea macrophylla
Bunga Bugang Clerodendron calamitosum
Bunga Cangkak Schima wallichii
Bunga embun Drosera sp
Bunga Kertas Zinia elegan
Bunga Kuning Cassia surattensis
Bunga Kupu-Kupu Bauhinia purpurea
Bunga Lampion Irian Mucuna beneetti
Bunga Lilin Hoya carnosa
Bunga Matahari Helianthus anuus
Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima
Bunga Mulut Naga Antirrhinum majus
Bunga Negro Sinningia speciosa
Bunga Pagoda Clerodendron paniculatum
Bunga Patma Rafflesia patma
Bunga Pukul Empat Mirabilis jalapa
Bunga Pulu (Cartamus) Carthamus tinctorius
Bunga Saputangan Maniltoa grandiflora
Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis
Bunga Susu Ervatamia coronaria
Bunga Tahi Ayam Lantana tamara
Bunga Tahi Ayam Tagetes
Bunga tengah hari Pentapetes phoenicea
Bungur Besar Lagerstroemia indica
Bungur Jepang Lagerstroemia
Buni Antidesma bunius
Bunut Ficus glabela
Burgundi Ficus elastica
Buta Excoecaria agalocha
Butun Barringtonia asiatica
Buwah Susu Passiflora laurifolia
Buxus Buxus sempervirens
Cabai Capsicum annum
Cabai Besar Capsicum annuum var Grossum
Cabai Rawit Capsicum frutescens
Cabe Jawa Piper retrofractum
Cabe Puyang Polygonum hidropiper
Cakar Ayam Digitaria adscendens
Calathea (Pisang hias) Calathea sp
Calathea Argentea Calathea picturata
Calathea lurik Calathea princeps
Calathea Makoyama Calathea makoyama
Calathea Mawar Calathea rosea-picta
Calathea zebrina Calathea zebrina
Calendula Calendula officinalis
Calincing Oxalis corniculata
Calodendrum Calodendrum capanse
Camomille Anthemis nobilis
Candu Papaver semmiferum
Cangkring Erythrina fusca
Cantel Sorghum halepense
Capayan Desmodium umbellatum
Caragana Caragana arborescen
Caria Carya illinoinensis
Carissa Carissa grandiflora
Cartamus ( Pulu) Carthamus tinctorius
Cedrus Cedrus
Cemara angin Casuarina equisetifolia
Cemara Duri Juniperus rigida
Cemara Embun Casuarina equisetifolia
Cemara Kipas Casuarina equisetifolia
Cemara Laut Casuarina equisetifolia
Cemara Norfolk Araucaria heterophylla
Cemara Pinus Casuarina cunninghamiana
Cemara Pua Pua Juniperus chinensis
Cemara Putih Casuarina equisetifolia
Cemara Udang Casuarina equisetifolia
Cempaka putih Michelia alba
Cempedak Artocarpus champeden
Cemplok Abutilon indicum
Cendana Santalum album
Cenela Calceolaria
Cengkeh Eugenia aromatica
Centuri Centuarea
Ceplukan Physalis minima / Phycalis peruviana
Cerakin Croton triglium
Cerlang laut Helitiera littoralis
Ceroton Croton trigilum
Ceuri Garcinia dioica
Chaya Cnidoscolus aconitifolus
Chemperai Chemperela manillana
Cherry Prunus avium
Chesnut Castanea dentata
Chicorium Chicorium
Cincau Cycles barbata
Circium Circium sp
Coca jawa Erythroxylon nova granatense
Cocor Bebek Kalanchoe blossfeldiana
Coklat Theobroma cacao
Cola Cola acuminata
Coleus Coleus blumei
Columnea Columnea hirta
Concolida Concolida ambigua
Congcorang Desmodium triquetrum
Congkok Curculigo orchioides
Cordyline Cordyline sp
Cowehan Ottelia alismoides
Cryptotenia Cryptotenea canadensis
Cryptotenia Jepang Cryptotenea jeponica
Cyclamen Cyclamen
Dadap Erythrina
Dadap Merah Erythrina crista-galli
Dadap Serep Erythrina lithosperma
Dadap Varigata Erythrina variegata
Dahlia Dahlia pinata
Dalu dalu Salix tetrasperma
Damar Agathis alba
Damar Laki Araucaria canninghamii
Damar waja Spergula arvensis
Dandang Gendis Clinacanthus nutans
Daun ambra Pelargonium radula
Daun Dewa Gynura procumbens
Daun Kepala tupai Drynaria quersifolia
Daun Lilin Bauhinia scandens
Daun Pahit Vernonia amygdalina
Daun Seribu Achilea millefolium
Daun Setan Leucas lavandulaefolia
Daun Ungu Graptophylum pictum
Delima Punica sp
Delima Merah Punica nana
Delima Putih Punica granatum
Delpinium Delpinium sp
Dempul Glochidion rubrum
Dempul lelet Glochidion littoral
Demung Pseuderanthemum diversifolium
Dendranthema Dendranthema
Dewa Gynura segetum
Diaffen Amuna Diaffenbachia amoena
Diaffen Arvida Diaffenbachia arvida
Diaffen Camilla Diaffenbachia camilla
Diaffen Laut Diaffenbachia marianne
Diaffen Maculata Diaffenbachia maculata
Diaffen Tropis Diaffenbachia tropic show
Diaffenbachia (Sri Rejeki) Diaffenbachia
Dieng Abang Chenopodium album
Digitalis Digitalis purpurea
Dilem Coleus
Dracaena Dracaena sp
Dracaena Compacta Dracaena compacta
Dracaena Florida Dracaena godseffiana
Dracaena Fragrans (Hanjuang) Dracaena fragrans
Dracaena Sanderiana Dracaena sanderiana
Dracaena Surculosa Dracaena surculosa
Dracaena Warneckii Dracaena deremensis
Dragon Fruit Hylocereus undatus
Dringo Acorus calamus
Drosera (Bunga embun) Drosera sp
Duku Lansium domesticum
Dulang-dulang Glochidion obscurum
Durian Durio zibethinus
Durian Hutan Durio kutejensis
Edelweis Anaphalis sp
Ekor Keledai Sedum spectabile
Ekor Kucing Acalypha hispida
Ekor Kucing Typha latifolia
Ekor Tupai (Akalifa) Acalypha wilkesiana
Elder Sambucus nigra
Eleagnus Elaeagnus angustifolia
Elletaria Elletaria cardamomum
Enceng gondok Eichornia crassipes
Erbis Passiflora quandrangularis
Erigeron Erigeron
Erythrina subumbrans Erythrina subumbrans
Euphorbia Euphorbia
Eusttoma Eustoma grandiflorum
Fagace Fagaceae
Fistuca Fistuca arundinaceae
Flamboyan Delonix regia
Flax Linum usitatissimum
Fraxinus Fraxinus americana
Gadung Dioscorea composita
Gadung Dioscorea hispida
Gadung China Smilax china
Gaharu Aquilaria malaccensis
Gailardia Gaillardia
Galing Vitis trifolia
Galing Kerbau Cissus adnata
Galinggem (Biksa) Bixa orellana
Gamal Glyricidia sepium
Gambas Luffa acutangula
Gambir Uncaria gambir
Gamet Ipomoea pes-tigridis
Gandapura Gaultheria leucocarpa
Gandaria Bouea macrophylla
Gandarusa Justicia gendarussa / Gendarusa vulgaris
Gandasuli Hedychium coronarium
Gandola Basella rubra
Gandu Entada phaseoloides
Gandum Triticum aestivum
Gandum hitam Secale cereale
Ganja Cannabis sativa
Ganoderma Ganoderma lucidum
Ganyong Hutan (Kana) Canna indica
Ganyong-ganyongan Cordyline sp
Garut Marantha arundacea
Garut-garutan Maranta bicolor
Gasteria Gasteria
Gatep Samadera indica
Gayam Inocarpus edulis
Gayana Chloris gayana
Gazania Gazania
Gebang Curypha elata
Gedebong Piper aduncun
Gedembah Nauclea subdita
Gelang Laut Sesuvium portulacastrum
Gembili Dioscorea aculeata
Gembilina Gmelina
Genjer Limnocharis flava
Genjoran Digitaria sanguinalis
Geraniacea Geraniaceae
Geranium Pelargonium graviolens
Gerbera Gerbera jamesonii
Geronggang Cratoxylon arborescens
Gewor Commelia banghalensis
Gigil Dichroa febrifuga
Ginje menir Scoparia dulcis
Ginseng Korea Panax ginseng
Ginseng Jawa/Talesom Talinum triangulare
Girang Leea rubra
Gladiol Gladiol spp
Gladiol Gladiolus gandavensis
Glagah Saccharum officinarum
Gmelina Gmelina arborea
Gom Arab Acacia arabica
Gondang Ficus variegata
Gondorukem Colophonium sp
Gravillea Gravillea robusta
Gypsophila Gypsophila
Hampelas Ficus ampelas
Handeuleum Graptophylum pictum
Hanjuang Cordyline sp
Hanjuang Dracaena fragrans
Harendong Melastoma affine
Hareneus Rubus moluccanus
Haworthia Haworthia sp
Hazelnut Corylus americana
Helikonia Heliconia psittacorum
Henep Hibiscus canabinus
Hidrila Hydrila verticillata
Hokian Tea Eritia sp
Hop Humulus lupulus
Hordeum Hordeum vulgare
Horenzo Spinacea oleracea
Hujan Panas Breynia discigera
Hyacinthus Hyacinthus sp
Iler Coleus
Iles iles Amorphopalus oncophyllus
Iles iles Tacca palmata
Inai batang Lansonia inermis
Ingu Ruta angustifolia
Iris Iris germanica
Ivy Linaria
Jaba Eluisine coracana
Jaboticaba Myciarfa cauliflora
Jabung Conyza angustifolia
Jacaranda Jacaranda aculifolia
Jacquemontia tamnifolia Jacquemontia tamnifolia
Jagung Zea mays
Jahe Croton argyratus
Jahe Zingiber officinale
Jail Coix lacryma-jobi
Jamblang putih Eugenia cumini
Jambu Air Syzygium aqueum
Jambu Air manis Syzygium semarangense
Jambu arang Eugenia claviflora
Jambu ayer Eugenia aquea
Jambu Biji Psidium guajava
Jambu biji kecil Psidium pumilum
Jambu bol Syzygium malasccense
Jambu klampoh Eugenia densiflora
Jambu mawar Eugenia jambos
Jambu Mete Anacardium ocidentale
Jambu selong Eugenia javanica
Jambu-jambuan Myrtaceae
Jambul merak Jacaranda filicifolia
Jampang (Rumput belulang) Eleusine indica
Jamuju Podocarpus imbricatus
Jamur Bulat Calvatia gigantia
Jamur Champignon Agaricus bisporus
Jamur Enokitake Flammunila velutipes
Jamur Kancing Agaricus brunescens
Jamur Kuping Auricularia auricularia
Jamur Maitake Grifola frondosa
Jamur Matsutake Agrocybe aegerita
Jamur Merang Volvariella volvacea
Jamur Paha Ayam Coprinus comatus
Jamur Shiitake Lentinus edodes
Jamur Tiram Pleurotus ostreatus
Jangkang Sterculia foetida
Jarak China (Kepyar) Ricinus communis
Jarak landi Jatropa gossypifolia
Jarak Pagar Jatropa curcas
Jarak Pagar (Iri) Jatropha multifida
Jaranan Atropha curcas
Jaringan Paspalum scrobiculatum
Jarong Achyaranthes aspera
Jarongan Stachytarpheta mutabilis
Jaruju Argemone mexicana
Jarum-jarum Pavetta subvelutina
Jati Tectona grandis
Jati Belanda Guazuma ulmifolia
Jawawut Setaria italica
Jayanti Sesbania sesban
Jebung Sterculia urceolata
Jelita Corchorus capsularis
Jelutung Dyera costulata
Jengger Ayam Celosia cristata
Jengkol Pithecelobium jiringa
Jenitri Elaeocarpus oxypyrena
Jepun Nerium indicum
Jeruju Acanthus ilicifolius
Jeruk Citrus sp
Jeruk Bali Citrus x paradisi
Jeruk Keprok Citrus
Jeruk Kesturi Citrus mitis
Jeruk Kingkit Thriphasia aurantifolia
Jeruk Lemon Citrus lemon
Jeruk Mandarin Citrus deliciosa
Jeruk Manis Citrus onshiu
Jeruk Manis Citrus sinensis
Jeruk Nipis Citrus aurantifolia
Jeruk Purut Citrus hystrix
Jeruk Satsuma Citrus unshiu
Jeruk Siem Citrus nobilis var microcarpa
Jeruk Sukade Citrus medica
Jerukan Glycosmis cochin-chinensis
Jintan Carus carvi
Jintan Pimpinella anisum
Jintan Plectranthus amboinicus
Jintan hitam Nigella sativa
Jintan Putih Cuminum cyminum
Johar Cassia siamena
Jojoba Simmundsia californica
Jombang Cicoria
Jubut Melochia umbellata
Jukut ibun Drymaria cordata
Jukut Jurig Themeda arguens
Jukut lokot mata Artemisia vulgaris
Jukut Nyenyerean Sporobolus barteroanus
Jukut saminggu (Mondreng) Galinsoga parviflora
Julans Julans spp
Juncus Juncus
Jung Pandas Rhus continus
Jungrahab Backea frutescens
Jute Corchorus olitorius
Kaca Piring Gardenia jasminoides
Kacang Vigna mungo
Kacang (Ginjal) Mesir Lablab niger
Kacang Asu Calopogonium mucunoides
Kacang Babi Vicia faba
Kacang Bogor Voandzeia subterranea
Kacang Bulu Glycine soja
Kacang Buncis Phaseolus vulgaris
Kacang Gude Cajanus cajan
Kacang Hijau Phaseolus aureus
Kacang Hijau Vigna radiata
Kacang Hijau India Phaseolus mungo
Kacang Jeriji Dolichos lablab
Kacang Kapri Pisum sativum
Kacang Kara benguk Mucuna pruriens
Kacang Kara Kerupuk Dollchos lablab
Kacang Kara Pedang Canavalis ensiformis
Kacang Kate Phaseolus trilobus
Kacang Katropang Centrosema plumieri
Kacang Kayu Laut Pongamia pinnata
Kacang Kedelai Glycine max
Kacang Keker Cicer arietinum
Kacang Koro Phaseolus sp
Kacang Koro kratok Phaseolus lunatus
Kacang Merah Vigna umbellata
Kacang Panjang Vigna sinensis
Kacang Parang Canavalia gladiata
Kacang Roway Phaseolus lunatus
Kacang Ruji Phaseolus pubescens
Kacang Ruji Pueraria phaseoloides
Kacang Tanah Arachis hypogaea
Kacang Tunggak Vigna unguiculata
Kacang-kacangan Clitoria cajanifolia
Kacang-kacangan Vigna sp
Kadaka Asplenium nidus
Kadaka tanduk menjangan Asplenium sp
Kakao Thebroma cacao
Kaktus Opuntia spp
Kalamenjana Phalaris arundinacea
Kalamenta Leersia hexandra
Kaliandra Calliandra haematocephala
Kamboja Jepang Adenium obesum
Kamboja Putih Plumeria obtusa
Kamelia Camellia japonica
Kamper Cinnamomum camphora
Kana Canna edulis
Kana (Ganyong hutan) Canna indica
Kana Air Thalia dealbata
Kandis Garcinia dioica
Kandis Burung Garcinia parvifolia
Kandis Gajah Garcinia griffithii
Kangkung Ipomoea aquatica
Kanitu Chrysophyllum cainito
Kantan Alkpinia speciosa
Kantil Michelia champaca
Kantung Rezeki Dischidia pectinoides
Kantung Semar Nephentes sp
Kantung Semar Raflesia Nephentes raflesia
Kantung Semar Reinwart Nephentes reinwart
Kapalan Hoya latifolia
Kapas Gossypium hirsutum
Kapas-kapasan Malva
Kapuk Randu Ceiba petandra
Kapulaga Amomum cardamomum
Kapulaga Sabrang Elettaria cardomomum
Kapulasan Nephelium mutabile
Kapundung Baccaurca racemosa
Kapur Dryobalanops camphora
Kapur Barus Cinnamomum camphora
Karandan Carissa carandas
Karet Havea brasiliensis
Karet India Ficus elastica
Karet Kebo Ficus elastica
Karuk Piper sarmentosum
Kasia Cassia multijuga
Kasingsat Cassia occidentalis
Kaso Saccharum spontaneum
Kastuba Euphorbia pulcherima
Kasturi Abelmoschus moschatus
Katimaga Kleinhovia hospita
Katuk Sauropus androginus
Katumbul Glochidion molle
Katumpangan Pilea microphyla
Katuri Garcinia bancana
Kawista Feroniella elephantum
Kawista Scinus molle
Kayu Apu Pistia stratiotes
Kayu Hurip Euphorbia tirucali
Kayu Jaran Dolichandrone spathacea
Kayu Kancil Anisophyllea disticha
Kayu Manis Cinnamomum burmani
Kayu Manis Cinnamomum verum
Kayu Manis Cinnamomum zaylanicum
Kayu Manis Glycynnhiza glabra
Kayu Palembang Lannea grandis
Kayu Penawar Sophora tomentosa
Kayu Putih Eucalyptus globulus
Kayu Putih Melaleuca leucadendron
Kayu Rah Horsfieldia irya
Kayu Raja (Trangguli) Cassia fistula
Kayu Rapet Parameria laervigata
Kayu Santan Kibatalia arborea
Kayu Simpai Knema intermedia
Kayu Tahi Celtis wightii
Kayu Ujan Millettia atropurpurea
Kayu Ules Helicteres isora
Kayumanis Cina Cinnamomum cassia
Keben Barringtonia asiatica
Kecapi Sandoricum kcetjapie
Kecipir Psophocarpus tetragonolobus
Kecombrang / Honje Nicolaia speciosa
Kecombrangan Pittosporum ferrugneum
Kecondang Tacca leontopetaloides
Kecubung Datura metel
Kedawung Parkia roxburghii
Kedondong Spandias mombin
Kedondong Spandias pinnata
Kedondong Bangkok Spondias dulcis
Kedondong Cina Spondias purpurea
Kedondong laut Polyscias fruticosa
Kejibeling Sericocalyx crispus
Keladi Caladium sp
Kelapa Cocos nucifera
Kelapa Sawit Elaeis guineensis
Kelempayang Nauclea cadamba
Kelor Moringa oleifera
Kemangi Ocimum basilicum
Kemangi Besar Ocimum gratissimum
Kemenyan Styrax officinalis
Kemiren Hernandia peltata
Kemiri Aleurites moluccana
Kemiri Cina Aleurites trisperma
Kemloko Phyllanthus emblica
Kemukus Piper cubeba
Kemuning Murraya paniculata
Kenaf Hibiscus cannabinus
Kenanga Canangium odoratum
Kenari Canarium commune / C. Avenue
Kencur Kaempferia galanga
Kendal Cordia dichotoma
Kenikir Cosmos caudatus
Kenikir Tagetes patula
Kentang Solanum tuberosum
Kentang Jawa Coleus tuberosus
Kepel Stelechocarpus burahol
Kepuh Sterculiafoetida
Keranji Dialium indum
Kesambi Scheichera oleosa
Kesambi Scheichera trijuga
Kesemek Diospyros kaki
Kesemek Diospyros lotus
Ketapang Terminalia catapa
Ketepeng Cassia alata
Ketepeng Kebo Cassia
Ketiau Madhuca mottleyana
Ketul (Ambong-ambong) Bidens pilosa
Ketumbar Coriandrum sativum
Ketumbar Jawa Eryngium foetidum
Ki pait Tithonia diversifolia
Ki payung Biophytum sensitivum
Ki semir Hura crepitans
Kibesin Centrosema pubescens
Kina Cinchona pubeschens
Kismis Muehlenbeckia platyclada
Kiwi Actinidia chinensis
Klembak Rheum sp
Klengkeng Nephelium longanum / Dimocarpus longan
Kol Banda Pisonia alba
Kol rabi Brassica napus
Kola Cola nitida
Kolesom Talinum paniculatum
Kolokasia Colocasia sp
Komfrey Symphytum officinale
Komoi Diospyros malabarica
Kongea Congea velutina
Koo Chai Allium tuberosum
Kopi Coffea
Kopi Arabica Coffea arabica
Kopi Hutan Fagraea racenosa
Kopi Hutan Foffea malayana
Kopi Utan Canthium dicoccum
Kosar Artocarpus rigida
Kotek Cassia grandis
Kremah Alternanthera sessilis
Krisan Chrysanthemum morifolium
Krokot Alternanthera ficoidea
Krokot Portulaca oleracea
Kroton Codiaeum variegatum
Kroton Croton liglium
Kubis Brassica oleraceae
Kubis Bunga Brassica oleracea var botrys
Kubis Krop Brassica oleracea var capitata
Kucai Allium odorum
Kukurang Picria fel-terrae
Kukuron Gynotroches axillaris
Kumis Kucing Orthosiphon aristatus
Kumis Kucing Orthosiphon stamineus
Kumkwat Eugenia dombeyi
Kumuning gajah Murraya calocylon
Kunci Pepet Kaempferia angustifolia
Kunyit Curcuma domestica
Kupa Syzygium polycephalim
Kuping Gajah (Anthurium) Anthurium crystallinum
Kuping Macan Sacifraga sarmentosa
Kupu putih Syngonium
Kurma Phoenix dactylifera
Kurma canary Phoenix canariensis
Kursani Vernonia anthelmintica
Kutum Mitragyna speciosa
Kwini Mangifera odorata
Labu Cucurbita spp
Labu Botol Lagenaria vulgaris
Labu Jepang Cucurbita moschatta
Labu Kuning Cucurbita pepo
Labu Manis Cucurbita pepo
Labu Merah Cucurbita moschata
Labu Putih Lagenaria leucantha
Labu Siam Sechium edule
Labu Sucini Cucurbita pepo
Lada Piper nigrum
Lada Panjang Piper retrofractum
Lampenas Lactuca indica
Lamtoro Gung Leucaena leucephala
Langkap Arenga obtusifolia
Langkuwas Malaka Alpinia malaccensis
Lantana Lantana camara
Lateng Ocimum sanctum
Lathyrus Lathyrus sativus
Lavender Lavandula angustifolia
Lawang Cinnamomum culilawan
Leci Nephelium litchi / Lichi chinensis
Legatan Spilanthes iabadicensis
Legundi Vitex trifoliata
Lelet Helicteres hirsuta
Lemo Litsea cubeba
Lempuyang Zingiber aromaticum
Lempuyang Zingiber zerumbet
Lengkuas Languas galanga
Lentil Cullinaris
Lepidium Lepidium sp
Lerak Sapindus rarak
Lidah Ayam Rubia cordifolia
Lidah Buaya Aloe vera
Lily Homerocallis sp
Lily Kradelbut Rhoeo
Lily Paris Chlorophytum
Limau Kasturi Citrus microcarpa
Lintahan Desmodium
Lobak Raphanus sativus
Lobi-lobi Palaquium lobbianum
Lokwat Eriobotryya japonico
Lonicera Lonicera tatarica
Lontar Borassus flabelifer
Lotus Nelumbo pentapetala
Lowa Ficus racemosa
Lupin Lupinus
Luwing Ficus hispida
Lycium Lycium
Lythrum salicaria Lythrum salicaria
Macrotylama Macrotyloma
Mahang Macaranga javanica
Mahoni Swietenia mahagoni
Maja Aegle marmelos
Maja Keling Terminalia citrina
Majakane Quercus lusitanica
Makadamia Macadamia antegrofolia
Malela Brachiaria sp
Malpighia Malpighia punicifolia
Maman Cleome speciosa
Mangga Mangifera indica
Manggis Garcinia mangostama
Mangkokan Nothopanax scutellarium
Manis Jangan Cinnamomum burmani
Mara Macaranga tanarius
Maranta (Garut hias) Maranta
Maranta Merah Maranta leuconeura
Markisa (Buah monyet) Passiflora edulis
Markisa Pisang Passiflora mollissima
Markisa Sayur Passiflora quadrangularis
Mata ayam Baccaurea brevipes
Mata Pelanduk Ardisia irenata
Mawar Rosa sp
Maya-maya Sapium baccatum
Mayang Batu Madhuca cuneata
Mayang Wangi Palaquium obovatum
Medang Kurusi Gironniera parviifolia
Medinilla Medinilla magnifica
Melati Jasminum sambac
Melati Carolina Gelsemium sempervirens
Melinjo Gnetum gnemon
Melon Cucumis melo
Melur Dacrydium elatum
Mempelam Mangifera indica
Menarong Trema virgata
Mengkelingan Eugenia cymosa
Mengkudu Morinda citrifolia
Meniran Phyllanthus niruri
Mentalun Terminalia pyrifolia
Mentimun Cucumis sativus
Mentimun Jepang Cucumis sativus var Japonese
Mentol Mentha piperita
Meranti Shorea sp
Merbau Intsia amboinensis
Merliman Streblus ilicifollus
Mesoyi Massoia aromatica
Meyong Mallotus philippinensis
Mimba Azadirachta indica
Mindi Melia azedarach
Mint Mentha piperita
Miracle Synsepalum dulcificum
Mirten Malphigia coccifera
Mitshuba Oenanthe linearis
Miyana Iresine
Mochie Adenium sp
Mondreng (Jukut saminggu) Galinsoga parviflora
Monstera Monstera deliciosa
Mosaik Fittonia
Mundar Garcinia forbesii
Mundu Garcinia dulcis
Murbei Morus alba
Mussaenda Mussaenda phillipica
Mutoh Erythroxylon cuneatum
Myoporum Myoporum
Myosotis Myosotis
Myrrha Commiphora mirrha
Nagasari Mesua nagassarium
Namnam Nephelium sp
Nampis (Kampis) Hernandia peltata
Nanas Ananas comosus
Nanas Aechmae Aechmae
Nanas Buah Ananas comosus
Nanas Kuku jari merah Noeregelia spectabilis
Nanas Kuning Cryptanthus bivittatus
Nanas Lurik Cryptanthus zonatus
Nanas Merah Cryptanthus acaulis
Nanas Nerogelia Neoregelia
Nanas Tricolour Cryptanthus bromeliodes
Nanas Vriesea Vriesea
Nanas Wangi Salvia
Nanas zebra Cryptanthus zonatus zebrinus
Nandina Nandina domestica
Nandina Nicandra physalodes
Nangka Artocarpus heterophyllus
Nenas Belanda Agave cantala
Nila Indigofera hendecaphylla
Nilam Pogostemon cablin
Nilam Aceh Pogostemon cablin
Nilam Bunga Pogostemon heyncanus
Nilam Jawa Pogostemon hortensis
Nipah Nipa fruticans
Nolina Beaucarnea recurvata
Nona Annona reticulata
Nona Annona sp
Nona Makan Sirih Clerodendron thomsonae
Nona Sabrang Annona glabra
Nusa Indah (Musaenda) Mussaenda phillipica
Nyamplung Callophyllum inophyllum
Nyiur Lodoicea maldivica
Oat Avena sativa
Okra Abelmoschus esculenthus
Oleaceae Oleaceae
Opiopogon Ophiopogon japonicus
Orang-aring Maoutia diversifolia
Orok orok Crotalaria
Orok-orok Crotalaria ferruginea
Oyod Peron Anamirta coculus
Pacar air Impatiens balsamina
Pacar Air Impatients walleriana
Pacar Cina Aglaia odorata
Pacar Jawa Lawsonia inermis
Pace Bancudus latifolia
Pachira Pachira aquatica
Padi Oryza sativa
Padi Ketan Oryza glutinosa
Padi-padian Serealea
Pagagan Centella asiatica
Pakis haji Cycas rumphii
Pakis Rawa Ceratoptaris thalictroides
Paku bening Lindsaea scandens
Paku Ekor Kuda Equisetum hyemale
Paku Pakis Kelabang Nephrolepis exaltata
Paku Sarang burung Asplenium nidus
Pala Myristica fragrans
Palasa Butea monosperma
Palem Ekor ikan Caryota
Palem Gebang Corypha spp
Palem Janggut Coccothrinax crintia
Palem Jepang Ptychosperma macarthurii
Palem Kipas Livistona chinensis
Palem Kuning Chrysalidocarpus
Palem Loreng Licuala mattanensis
Palem Merah Cyrtostachys lakka
Palem Parlor (salon) Chamaedorea elegans
Palem Phoenix Phoenix
Palem Senegal Phoenix reclimata
Palem Weregu Rhapis excelsa
Palma Palmae
Palungpung Phragmites karka
Pancar Antiaris toxicaria
Pandan Pandanus
Pandan Bali Dracaena draco
Pandan Pudak Pandanus tectorius
Pandan Wangi Pandanus amaryllfolium
Panili Vanilla planifolia
Paprika Capsicum annuum var Grossum
Pare Momordica charantia
Pare Ular Trichosanthes cucumerina
Pare welut Trichosanthes anguina
Parsley (Peterseli) Petroselinum sativum
Parsnip Pastinaca sativa
Parthenocissus Parthenocissus spp
Pasak Bumi Eurycoma longifolia
Pasang Iyang Quercus conocarpa
Pasang Simpenu Quercus cyclophora
Pasilan Kalapa Drynaria rigidula
Pathenium argentatum Parthenium argentatum
Patikan Kebo Euphorbia hirta
Pecan Corya illinoensis
Pecut Kuda Stachitarpheta indica
Pedilantus Pedilanthus
Pelargoni Pelargonum domesticum
Pelong Pentaspadon officinalis
Pena Nagasari Mesua ferea
Pepaya Carica papaya
Peperomia Peperomia obtusifolia
Peperomia ekor tikus Peperomia elusiaefolia
Perilla Perilla frutescens
Permot Passiflora foetida
Persik Prunus persica
Petai Parkia speciosa
Petai Cina Leucaena leucephala
Peterseli Petroselinum crispum
Petsai Brassica chinensis
Petunia Petunia hybrid
Phelum Phelum pratense
Philadelphus Philadelphus
Philo Daun Belah (Monesterea) Monstera deliciosa
Philo Daun Bolong Monstera obliqua expilata
Philo Lynette Philodendron lynette
Philo Redwing Philodendron sp
Philodendron Phoilodendron sp
Philodendron Rubrum Philodendron rubrum
Phlox Phlox sp
Picisan Cyclophorus numularifolius
Pilea Pilea sp
Pilin Cassia nodosa
Pinang Areca catechu
Pinang Hutan Areca macrocalyx
Pinang Punai Elaeocarpus petiolatus
Pinang Raja Crytostachys lakka
Pinus Casuarina equisetifolia / Pinus longaeva/Pinus mercusii
Pir Pyrus communis
Piretrum Chrysanthemum cinerariaefolium
Pisang Musa paradisiaca
Pisang Musa spp
Pisang Badak Musa nana
Pisang Kapok Musa x paradisiaca
Pisang Kipas Ravenala madagascariensis
Pisang Serat Musa textilis
Pisang Utan Musa acuminta
Pistachio Pistacia vera
Pittosporum Pittosporum
Plam Prunus domesticum
Plantago Plantago sp
Platycladus orientalis Platycladus orientalis
Plumbago Plumbago
Poa Poa prasentis
Pohon Bulan Endospermum malaccense
Pohon Kasuwari Casuarina nodiflora
Pohon Kupu kupu Bauhinia acuminata
Pohon kupu-kupu Bauhinia
Pokak Solanum torvum
Poko Mentha arvensis
Poko Mentha spicata
Poncosudo Jasminum multiflorum
Populus Populus
Portulaka Portulaca grandiflora
Prambos Rubus spp
Prasman Eupatorium triplinerve
Primula Primula obconica
Pring-pringan Pogonantherum paniceum
Procopis Procopis juliflora
Pronojiwo Euchresta horsfieldii
Prosopis Procopis chilensis
Pseudotsuga Pseudotsuga menziesii
Pudu Artocarpus kemando
Pulasan Nephelium lappaceum
Pule Alstonia scholaris
Pule Pandak Rawvolfia serpentina
Pulosari Alyxia stellata
Pulus Laportea stimulans
Puring Codiaeum
Puring Codiaeum variegatum
Purwoceng Pimpinella alpina
Putri Malu Mimosa
Putri Malu Mimosa pudica
Pyracantha Pyracantha coccinea
Pyrethrum Pyrethrum spp
Raflesia Rafflesia arnoldi
Rambutan Nephelium lappaceum
Rami Boehmeria nivea
Randa Randia macrophylla
Randu Ceiba petandra
Randu alas Bombaxma labaricum
Ranti Solanum nigrum
Rape Brassica napus var. napus
Rasamala Altingia exelsa Norona
Rebah Bangun Mimosa invisa
Remek Daging Hemigraphis alternata
Renghas Gluta renghas
Resam lumut Cheilantes tennisfolia
Rhododendron Rohododendron
Rhynchelytrum rapens Rhynchelytrum rapens
Ribes Ribes
Rollinia mucosa Rollinia mucosa
Rosela Hibiscus sabdariffa
Rotan Irit Calamus trachycoleus
Rotan Lilin Calamus javensis
Rotan Manan Calamus manan
Rotan Sega Calamus caesius
Rotan Tikus Plectocomia elongata
Rubi Rubiaceae
Rubra Cordyline sp
Rudbeckia laciniata Rudbeckia laciniata
Rukem Flacourtia indica
Ruku-ruku Ocimum sanctum
Rumbia Metreoxylon rumphii
Rumbut Balungan Panicum repens
Rumput air Poa annua
Rumput Angin Spinifex littoreus
Rumput Asinan Paspalum vaginatum
Rumput Australi Paspalum dilatatum
Rumput Babi Leptaspis urceolata
Rumput Bajra Pennisetum glaucum
Rumput Bajra Pennisetum purpureum
Rumput Bebek Echinochloa sp
Rumput Belang Zebrina pendula
Rumput Belulang (Jampang) Eleusine indica
Rumput Benggala Panicum maximum
Rumput Bulu Merak Schizaea dichotoma
Rumput Dum Diaffenbachia
Rumput Gajah Penisetum purpureum
Rumput Grinting Cynodon dactylon
Rumput Jampang Artocarpus elasticus
Rumput Jampang Digitaria sp
Rumput Jarum Chrysopogon aciculata
Rumput Jejarongan Chloris barbata
Rumput Kerbau Paspalaum conyugatum
Rumput Laut gracilaria sp
Rumput Malela (Malela) Brachiaria sp
Rumput Mutiara Hedyotis corymbosa
Rumput Natal Rhynchelytrum roseum
Rumput Pait Axonopus compresus
Rumput Panicum Panicum maximum
Rumput Paspalum Paspalum
Rumput Payung Cyperus papyrus
Rumput Peking Zuysia matrela
Rumput Pelargoni (Pelargoni) Pelargonium
Ruta Ruta graviolens
Sadu Melia indica
Saga Hutan Adenanthera microsperma
Saga Manis Abrus precatorius
Sagu Metroxylon sago
Salada Air Nasturtium officinale
Salak Salacca edulis
Salam Eugenia aperculata
Salamandar Grevillea robusta
Salangi Samadera indica
Salix Salix sp
Sambiloto Andrographis paniculata
San chang Dillenia Pentagyna
Sancang Phemna microphylia
Sangitan Sambucus javanica
Sangket Basilicum polystachyon
Sangketan Heliotropium indicum
Sangkir Homonoia riparia
Sansevieria Lidah mertua Sansevieria trifasciata
Sansevieria Silindris Sansevieria cylindrica
Santigi Phempis acidula
Sapratu Sindora sumatrana
Saraka Saraca indica
Sarang Semut Myrmecodia sp
Sarang Semut Irian Myrmecodia tuberosa
Saray Caryota mitis
Sawi Hijau Brassica campestris
Sawi Putih Brassica juncea
Sawi Tanah Nasturtium indicum
Sawo Zapota
Sawo Duren Crateva religiosa
Sawo hijau Chrysophyllum
Sawo Kecik Manilkara kauki/ M. Achras
Sawo Malaysia Achras zapota
Sawo Manila Achras zapota var depressa
Sawo Putih Pulu Pisonia sylvestris
Scabiosa Scabiosa atropurpurea
Sciadopitys Sciadopitys verticillata
Scorzonera hispanica Scorzonera hispanica
Secang Caesalpinia sappan
Sedap Malam Polianthes tuberose
Sedum Sedum morgalnianum
Selada Lactuca sativa
Selada Air Pistia stratiotes
Selar makan Guettarda speciosa
Selasihan Cinnamomum parthenoxylon
Seledri Apium graviolens
Semanggi Hydrocotyle sibthorpioides
Semangka Citrulus vulgaris
Sembukan Paedaria foetida
Sembung Blumea balsamifera
Sembung Gilang Vernonia arborea
Seminai Madhuca utilis
Sempur Dillenia exelsa
Sempur Cai Dillenia indica
Sena Cassia angustifolia
Sendokan Palntago mayor
Sendudok Melastoma malabathricum
Senecio Senecio cruentus
Senggugu Clerodendron serratum
Sengon Buto Enterolobium cyclocarpum
Sengon Laut Albizia falcataria
Senkam Glochideon laevigatum
Sente Alocasia macrorhiza
Sequen Sequoia sempervirens
Serai Wangi Cymbopogon citratus
Serei Cymbopogon nardus
Serisa Serissa foetida
Seruni Chrysanthemum indicum
Serut Streblus asper
Sesudu Euphorbia antiquorum
Seteria Seteria qlaucea
Sidaguri Sida rhombifolia / S retusa
Sikas Cycas revoluta
Simambu Calamus scipionum
Simbar Menjangan Platicerium sp
Sinapsis Sinapsis alba
Sindur Sindora javanica
Singkong Karet Manihot glaziovii
Sireh Ayer Piper miniatum
Sirih Piper Betle
Sirih Belanda Scindapsus
Sirih merah Piper crocatum
Sirsak Annona muricata
Sisal Agave sisalana
Sisik Betok Desmodium triflorum
Sisik Naga Drymoglosum piloselloides
Siur Xanthophyllum lanceatum
Skila Scilla
Slada Air Rorripa nasturtium
Soga Pettophorum inerme
Soka Ixora paludosa
Solidago Solidago canadanensis
Song of India Pleomele
Sono Dalbergia latifolia
1228 Sono Keling Dalbergia pinnata
Sorbus Sorbus americana
Sorgum Sorgum bicolor
Sorgum Sorgum halepense
Sosor Bebek Kalanchoe pinnata
Spartium junceum Spartium junceum
Spathiphyllum Spathiphylum sp
Spinacia oleracea Spinacia oleracea
Spiraeae Spiraeae vanhouttei
Sri Rejeki Diaffenbachia
Srigading Nyctanthes arbor-tristis
Srikaya Annona squamosa
Srikaya Australia Anonna atemoya
Srikonta Acacia farnesiana
Stapelia Stapelia
Stefanot Putih Stephanotis floribunda
Stroberi Fragaria vesca
Subeng-subeng Scaevolia frutescens
Suji Pleomele angustifolia
Sukun Artocarpus communis
Sumatera Sentul Enhalus acoroides
Sungsang Gloriosa superba
Suplir Adiatum sp
Suren Toona sureni
Surveg Amorphopalus bulbifer
Suweg Amorphopalus companulatus
Taban Baccaurea reticulata
Tabat Barita Ficus deltoidea
Tagetes (telekan) Tagetes erecta
Talas Colocasia esculenta
Tali Kuning Arcangelisca flava
Tali Putri Cassytha filiformis
Talok Muntingia calabura
Tampang Artocarpus bornensis
Tangkalak Litsea sebifera
Tangkalak terindak Isoptera borneensis
Tanglin Saraca thaipingensis
Tanjung Mimosops elengi
Tapak Dara Vinca rosea
Tapak Hantu Trevesia chelrantha
Tapak Liman Elephantopus scaber
Tarum Indigofera suffruticosa
Tebu Saccharum officinale
Teh Camellia sinensis
Teh Kembang Matricaria Chamomilla
Teki Cyperus roduntus
Teki Laut Cyperus longus
Tekik Albizzia lebbeck
Telang Clitoria ternatea
Telekan (tagetes) Tagetes patula
Tembakau Nicotiana tabacum
Tempayang Firmiana affinis
Tempuyung Sonchus arvensis
Temu Giring Curcuma heyneanae
Temu Hitam Curcuma aeruginosa
Temu Kunci Boesenbergia pandurata
Temu Lawak Curcuma xanthorrhizae
Temu Putih Kaempferia rotundra
Tengkawang tungkil Shorea stenoptera
Teratai Neliumbium nucifera
Teratai Gunung Gunnera macrophylla
Teratai Raksasa Victoria amazonia
Terebak Rhinacanthus nasutus
Terong Solanum melongenae
Terong kuning Solanum quitoense
Terung Belanda Cyphomandra betacea
Terung Cina Solanum macrocarpon
Terung Jepang Solanum melongena var Esculentum
Terung Susu Solanum mammosum
Thyme Thymus vulgaris
Timun Tahil Randia spinosa
Tomat Lycopersicon esculentum
Tongkeng Telosma cordata
Trangguli (Kayu Raja) Cassia fistula
Trembesi Samanea saman
Trengguli Cassia javanica
Trenggulum Protium javanicum
Tuba Derris eliptica
Tulip Spathodea campanulata
Turi Sesbania grandiflora
Turnip Brassica rapa
Ubi Jalar Ipomoea batata
Ubi Kayu Manihot esculenta
Ubi Kayu Manihot utilisima
Ubi kelapa Dioscorea alata
Urang-aring Eclipta alba
Violet Violces
Violet (Bunga) Viola odorata
Walisongo Schefflera actinophylla
Walisongo varigata Schefflera variegata
Walnut Juglans
Walnut Aquatica Juglans aquatica
Walnut Cinerea Juglans cinerea
Walnut Hitam Juglans nigra
Walnut Inggris Juglans regia
Walnut Mayor Juglans major
Wareng Gmelina elliptica
Waru Hibiscus tiliaceus
Waru landak Hibiscus mutabilis
Wewean Monochoria hastata
White Walnut Juglans cinerea
Widuri Calotropis gigantea
Wijayakusuma Epiphyllum oxypetalum
Wijen Sesamum indicum
Wortel Daucus carota
Yakon Smallanthus sonchifolius
Yuka Yucca aloifolia
Zaitun Olea europea
Zebrina Zebrina pendula / Cyanotis vittata

Disusun Oleh : eran
Mahasiswa Univ, Sanata Dharma
Selamat Belajar
Tuhan Yesus Menyertai kita