Laman

TUGAS FILSAFAT

BAB. V
AKAL DAN HATI PADA ZAMAN MODERN.

1. Pada abad pertengahan hegemoni antara akal dan oman benar- benar tidak seimbang. Pada abad itu akal kalah totaldan iman menang mutlak. Pada abad ini kemajuan sangat lamban dan dipenuhi dengan lembaran hitam sehingga orang –orang berfikir kreaktif itu tidak samaq pikirannya dengan tokoh –tokoh GEREJA. Dibagian dunia lain maksudnya didunia ISLAM, Filsafat berkembang pesat dimana manusia didorong untuk berpikir maju dan tidak puas dengan apa yang telah ada.
Ada seorang pemberani namanya RENE DESCARTES yang sanggup melawan arus deras dari Gereja Ia bertujuan untuk melepaskan Filsafat dari kekangan Gereja. Akibat usahanya Descartes berhasil sehingga bermunculanlah banyak Filosof yang baru, akal dikekang selama 1500 tahun setelah itu akal menang dan mereka pesta pora merayakan kemenangan. Sofisme pertama ialah suasana pemikiran yang dihadapi oleh Socrates, tokoh –tokoh utamanya ialah Parmanides dan Gorgias.
Sofisme Modern ialah suasana pemikiran yang dihadapi oleh Imanuel Kant, misi ke dua orang tersebut sama. Pada waktu Voltaire suasana itu semakin gamblang, filsafat Voltaire secara ringkas dirumuskan sebagai keterpisahan rasio dan iman (Hati ). Ia berpegang pada rasio teoritis tanpa agama dan keyakinan (Agama) tanpa rasio teoritis ( lihat Durant 1959 : 254 ).
Francis Bacon, ia amat yakin pada kekuatan sains dan logika. Sains dan logika dianggap mampu menyelesaikan semua masalah. Pandangan ini menganggap kemampuan manusia tanpa batas (lihat Durant 1959 : 254) tetapi pemikiran Bacon dibatasi.
Condorcet punya pendapat lain demikian juga Christian Woff dan Lessing mereka menganggap sains dan logika itu sangat penting sehingga akal di tuhankan, hal yang sangat menyakitkan bagi Imanuel Kant. Setelah itu muncul Spinoza ia meningkatkan kemampuan akal dan menyimpulkan bahwa alam semesta ini laksana suatu sistem matematika dan dapat dijelaskan secara priori dengan mendeduksi aksioma –aksioma.
Hobbes meningkatkan rasionalisme itu menjadi ateime dan materialisme yang non kompormis. Helvetius dan holbac menyatakan manusia itu seperti mesin ,menjajakan pemikiran ini di Jerman. Pada tahun 1784 Lessing mengumumkan bahwa ia ikut jejak Spinoza dimana iman jatuh ketitk terakhir sedangkan akal berjaya (lihat Durant 1959: 255). David Hume (1711- 1776) Sebenarnya pengikut Locke seorang empiris (evey 154) bahkan dijuluki pemuncak Skeptisismeoleh solomon 1981 ;127 Memegang peranan penting dalam perkembangan. John L OCKE 1632 -1704 Telah menerapkan tes induktif dalam psykologi. Seorang penganut Kristen yang baik yaitu Locke, ia tidak dapat menerima ide bawaan itu, ia menyatakan bahwa pengetahuan kita datang dari pengalaman inderawi. Pikiran itu (the mind) manusia lahir dalam keadaan yang bersih seperti kertas putih, suatu tabula rasa. Pengalaman penginderaan itu mengisi ingatan dan ikatan mengisi ide –ide. Menurut Uskup George Barkeley (1684 -1753) analisis pengetahuan Locke ini justru lebih membuktikan bahwa materi itu sebenarnya tidak ada, materi tersebut hanyalah bentuk kejiwaan (a Form of mind). Penolakan Berkeley ini merupakan suatu ide yang brilian tentang ketidakbenaran matelirialisme dengan memperlihatkan bahwa kita tidak pernah mengenal sesuatu yang disebut benda (materi).
Seorang Uskup Irlandia berbicara lain, David Hume ( 1711- 1776) pada umur 26 tahun telah mengoncangkan orang seluruh orang Kristen dengan bukunya Ireatise on Human Nature, salah satu karya klasik yang cemerlang pada zaman Filsafat Modern.
Hukum adalah suatu adat yang dapat kita saksikan dalam rentetan kejadian tetapi ketahui lah tidak ada keharusan didalam adat. Muncul argumentasi dari Jean Jaguaes Reusseau (1712 – 1778) ia berjuang melawan dominasi abad pencerahan, abad akal yang materialistis dan ateis itu, suatu zaman rasionalisme yang diisi oleh karya besar yang diisi oleh hedonisme yang brutal. Rousseau mencoba melepaskan diri dari cengkeraman realitas seperti itu. Dalam bukunya confession berisi yang rumit dan sentimental tentang kesopanan dan harga diri, melalui karya tersebut superioritas moralnya yang tak bercela kelihatannya.
Pada tahun 1729 akademi Dijon memberikan hadiah penghargaan kepada pengarang yang menulis tentang pertanyaan, sudahkah kemajuan sains dan seni menyumbangkan atau memurnikan moral?. Rousseau memenangkan hadiah tersebut. Kebudayaan lebih banyak bercorak kejahatan ketimbang kebaikan demikian katanya, ia memperhatikan kekacauan nilai pada waktu itu di Eropa. Bila Filsafat berkembang maka moral sehat suatu bangsa biasanya merosot. Filasafat lain juga pernah mengatakan bahwa bila orang terpelajar muncul maka orang baik tidak akan ditemukan.
Menurut Rousseau filsafat adalah kebalikan dari kemajuan yang wajar , bahwa orang yang berpikir (intelektual) adalah binatang yang merusak. Sebaliknya perkembangan kemajuan intelektual kita hentikan diganti dengan kemajuan kalbu dan perasaan kita. Pendidikan tidak akan menghasilkan manusia yang baik tetapi pendidikan hanya memadaikan manusia biasanya untuk kejahatan. Naluri dan perasaan jauh lebih baik daripada rasio (Durant 260).

2. Renaissance
Ini istilah bahasa Prancis, dalam bahasa latin, re, nasci berarti lahir kembali (Rebirth) istilah ini dipakai oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai politik kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa dan khusunya di Italia , sepanjang abad ke 15 dan ke 16. Istilah ini dipakai oleh seorang sejarahwan terkenal yaitu Michelet dan dikembangkan oleh : J,Burce khardt (1860) untuk konsep sejarah yang meunjuk kepada periode yang bersifat induvidualisme. Kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia sebagai periode yang di lawan kan dengan periode abad pertengahan (Runes 271). Pada zaman peradaban Yunani kuno ada usaha yang dimulai orang –orang Italia didalam kesusasteraan, misalnya pada Petrarco (1304 -1374) dan Boccaccia (1313 -1375).
Selama abad ke 14 dan ke 15 di Italia muncul keinginan yang kuat akan penemuan –penemuan baru dalam seeni dan sastra. Voltaire orang yang mebagi babak sejarah peradaban menjadi empati, menganggap Renaissance merupakan baak ketiga dari keempat babak itu. Pada abad ke 19 Renaissance terutama di pandang sebagai masa yang penting dalam seni dan sastra. Menurut Jules Michelet, sejarahwan yang dimaksud ialah Renaissance, ialah periode penemuan manusia dan dunia.
Humanisme dan individualisme merupakan ciri Renaissance yang penting. Humanisme ialah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang –orang yang beragama. Tokoh penemu bidang sains pada masa ini ialah Nicolaus Copernicus (1473 -1543) Johanes Kepler ( 1571 -1630) dari Galileo Galileo (1564 -1643) semuanya hidup pada zaman Renaissance, baik bagian tengah maupun bagian akhirnya. Zaman ini disebut jug zaman Humanisme maksudnya manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada abad ini manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari Gereja (Kristen ) dan bukan menurut ukuran yang dibuat manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance tapi pada zaman modern. Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu, Agama ( Kristen ) semakin ditinggalkan , ini karena semangat humaisme itu. Zaman moderen Filsafat didahului zaman Renaissance sebenarnya secara esensial zaman renaissance itu dalam Filsafat tidak berbeda dari zaman Moderen.

Ciri – ciri Filsafat Renaissance ada pada Filsafat Modern:
Tokoh pertama Filsafat Moderen adalah Descartes. Menemukan ciri – ciri Renaissance dan ciri itu antara lain:
- menghidupkan kembali Rasionalisme Yunani (Renaissance), individu dualisme, homanisme, lepas dari pengaruh Agama dan lain – lain. Para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh Rasionalisme pada zaman moderen.

3. Rasionalisme (Descartes Spinozaileibniz).
Mereka ini adalah tokoh besar dalam Filsafat Rasionalisme. Rasionalieme adalah paha Filsafat yang mengatakan bahwa akal (Reason) adalah alat terpenting dalam pemproleh pengatahuan dan mengetes pengatahuan. Rasiolisme mengajarkan bahwa pengatahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berpikir itu adalah kaidah–kaidah logis atau kaidah – kaidah logika.
Rasionalisme ada dua yaitu dalam bidang agama dan dalam bidang Filsafat. Dalan bidang agama Rasionalisme adalah lawan Autoritas, dalan bidang Filsafat Rasionalisme adalah lawan Empirisme.
Rasionalisme dalam bidang agama digunakan untuk mengkritik ajaran agama, Rasionalisme dalam bidang Filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan.
Sebagai Empirisme, Rasionalisme berpendapat bahwa sebagai bagian yang penting,pengatahuan datang dari penemuan akal, contohnya ialah pemahaman kita tentang logika dan matematika, penemuan-penemuan logika dan matematika begitu pasti demikian anggapan mereka.
Sejarah Rasionalisme sudah tua sekali;
Thales telah menerapkan rasionalisme dalam Filsafatnya, namun ada tokoh – tokoh menentangnya yaitu Socrates, Plato dan Aristo Teles dan juga tokoh – tokoh sesudah itu yaitu (Runes 1971 : 275).
Pada zaman moderen Filsafat, ada tokoh tokoh lain yaitu Descartes, bersamaan dengan itu ada juga tokoh yang bernama Baruch Spinoza dan Leibriz. Setelah periode ini Rasionalisme dikembangkan secara sempurna oleh hegel yang kemudian kenal sebagai tokoh Rasionalisme dalam sejarah. Corak utama Filsafat moderen yang dimaksud disini ialah dianutnya rasionalisme sepoerti pada masa Yunani Kuno.
Descartes dianggap sebagai Bapak Filsafat moderen, menurut Bertrand Russel, anggapan itu memang benar. Kata Bapak diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman moderen itu yang membangun Filsafat yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengatahuan. Descartes adalah orang pertama diakhir Abad pengatahuan itu dan yang menyusun argumentasi yang kuat, yang di Stinct, yang menyimpulkan bahwa dasar Filsafat haruslah akal, bukan perasaan, bukan Iman, bukan Ayat Suci, bukan yang lainnya.
Descartes adalah orang Inggris, Ayahnya anggota Parlamen Inggris, pada tahun 1612 Descartes pergi ke Prancis, ia taat mengerjakan ibadah menurut ajaran agama Katolik, tetapi ia juga menganut Galileo yang pada waktu itu masih di tantang oleh tokoh – tokoh Gereja dari tahun 1629 sampai tahun 1649 ia menetap di Belanda.
Descartes merasa tidak puas terhadap perkembangan filsafat yang amat lamban dan banyak memekan korban dan bila dibandingkan dengan perkembangan filsafat pada zaman sebelumnya. Ia ingin filsafat dilepaskan dari dominasi Agama Kristen. Ia ingin Filsafat dikembalikan kepada semangat filsafat Yunani, yaitu filsafat yang berbasis pada akal, ia ingin menghidupkan kembali rasionalisme Yunani.

4. DESCARTES (1596 -1650).
Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650, bukunya yang terpenting di dalam Filsafat murni ialah Discours de la M ethode ( 1637) dan Meditations (1642). Kedua bukunya ini saling melengkapi satu dengan yang lain ,dalam kedua buku inilah ia menuangkan metode yang terkenal itu yaitu; Metode keraguan Descartes (cartesian Doubt) metode ini sering juga disebut cogitodescartes atau metode Cogito saja.

Descartes mengetahui bahwa tidak mudah menyakinkan tokoh –tokoh Gereja bahwa dasar filsafat haruslah rasio (akal), tokoh –tokoh Gereja tetap yakin bahwa filsafat haruslah iman sebagaimana tersirat didalam jagon credo ut, intelligan dari Anselmus itu, untuk menyakinkan orang bahwa dasar Filsafat haruslah akal dan ia menyusun argumentasi dengan metode cagito yaitu berpura –pura meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan. Descartes memulai filsafatnya dari keraguan menuju kepastian .
Descartes menjelaskan perbedaan sesuatu yang dapat diragukan dansesuatu yang tidak dapat diragukan. Kemenangan akal pada saat itu telah menyebabkan tragedi Yunani terulang lagi. Kaidah menjadi goncang, ajaran iman menjadi goyah ,dengan meragukan sains dan Agama, orang kembali bingung. Tidak dapat dihindari humanisme dan rasionalisme yang dikembangkan oleh Descartes telah menimbulkan subjektivisme dan relativisme, persis seperti kebimbangan alam pikiran pada zaman zofisme tempo hari.
Spinoza 1632 -1677
Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal pada tahun 1677. Nama aslinya Baruch Spinoza, ia menjauhkan diri dari Agama, ia mengubah namanya menjadi Benedictus de Spinoza. Ia hidup dipinggiran kota Amsterdam (solomon 1981 : 71). Baik Spinoza maupun Leibniz ternyata mengikuti pemikiran Descartes. Dua tokoh terakhir ini juga menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka juga mengikuti Descartes.
Tiga filsafat ini Descartes, metode Spinoza dan Leibniz biasanya dikelompokkan kedalam satu mazhab yaitu rasionalisme. Ada beberapa pendapat Spinoza dalam metafisika, Etika Spinoza tidak ditinjau disini, kita akan melihat definisi yang digunakannya dalam membuat kesimpulan dalam metafisika (definisi ini diambil dari solomon : 73.